Senin, 25 Juli 2011

cahaya cinta

Dalam lilin pijarku yang hampir mati...
tergores angin malam yang dingin
ingin kujadikan mimpi sebagai pelangi
yang kerap menghiburku dalam ragu...

ketika sebuah cahaya terlampau kerdil...
menyelimuti hati dengan ketidak pastian
goyah dan tersungkur dalam lumpur
namun satu bintang jatuh

di dalam gua yang sepi
ku penati angan
karena ku anggap semua tak berarti

namum cahaya mengalir di darahku
mengikuti denyut nadiku
menyadarkanku dalam kebimbangan
tuk menoreh kembali berjuta-juta warna di pelangi
yang kurasa dulu tak berarti
hanya hitam dan putih
yang merangkainya sebagai sebuah bendera
yang melambangkan memori
suatu keindahan di angkasa..
dan sebuah cinta telah hadir di dalamnya...

2cinta 1hati

Dua Cinta Satu Hati

“Sebaiknya kita ahiri sampai disini saja....”
“Apa????” tanya Raka gak ngerti.
“Hubungan kita Ka... semua yang kita jalani itu salah... lebih baik kita akhiri saja..” ujarku menundukkan kepala.
“Kenapa Kay?? Kenapa kamu bilang kayak gitu???” Raka terlihat kaget mendengarkan peryataanku. Sejurus dia mendekatkan kursinya ke kursiku. Matanya menatapku tajam.
“Kamu masih tanya kenapa Ka??? Apa yang kita lakukan selama ini itu salah... kita menjalani hubungan ini adalah sebuah kesalahan besar Ka... kita... cinta kita.... cinta diantara kita itu....” ucapanku terbata dan terputus.
“Apa?? Ada apa dengan cinta diantara kita??? Terlarang? Itu yang ingin kamu bilang??? Cinta kita itu terlarang.. begitu???”
Aku terdiam... Kutatap piring makanan dihadapanku yang telah kosong.
2 bulan yang lalu...
Aku berkenalan dengan seorang cowok yang telah menemukan dompetku yang kebetulan terjatuh di kost temenku satu kelas, Fery. Cowok itu adalah Raka.
“Sori permisi.. kamu Kay??” tanya Raka waktu itu saat aku baru aja mau pulang kuliah.
Aku heran mengapa dia mengenaliku. Darimana dia tahu aku ini adalah Kay?
“Kamu siapa???” tanyaku judes.
dia tersenyum manis sekali.
“Aku Raka... aku mau ngembaliin ini.” Lalu dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “Ini punya kamu kan???” Raka menyodorkan dompet hitam itu kepadaku.
“oh...” aku kaget dan langsung merebut dompet itu dari tangannya.
“Kok bisa di kamu???” tanyaku heran. Mataku menatapnya penuh kecurigaan.
“iyah.. aku liat dompet itu terjatuh di depan kamar kostku. Waktu aku buka, ada KTM kamu, waktu aku lihat kebetulan kampus kita sama, tapi jurusan kita berbeda. Dan ternyata jurusan kamu sama dengan jurusan temenku satu kost. Waktu aku tanyain ke dia, ternyata dia temen sekelas kamu. Hmmm kamu kenal Fery kan??? Dia temen kostku yang aku maksud.” Begitu penjelasan Raka waktu itu.
“oh gitu.. makasih ya??” Aku tersenyum garing.
Itulah awal perkenalanku dengan Raka. Sejak saat itu dia sering datang ke jurusanku, alasannya sih pengen ketemu sama Fery, padahal dia pengen lihat aku dan dekat sama aku. Dia selalu sms aku buat sekedar menanyakan aku lagi ngapain? Aku juga heran darimana dia mendapatkan no hp ku. Ternyata dia telah diam-diam mencuri no hpku dari hp Fery saat Fery lagi mandi.
Awalnya aku gak pernah respon sms dari dia. Sampai saat malam itu tiba...
Waktu itu aku kebagian siaran malem di radio kampus. Malem itu jadwalku siaran bersama Angga. Karena udah larut malam Angga tidur di studio, kebetulan waktu itu Angga lagi gak enak badan, sedangkan aku gak mungkin tidur juga di studio. Kalo aku gak pulang ke kost malem ini, temen sekamarku bakal ngomel habis-habisan, soalnya kita udah janji mau nonton dvd semaleman sampe pagi. Di studio juga udah sepi dan gak ada yang bisa nganterin aku pulang ke kost. Akhirnya terpaksa aku jalan kaki ke kost. Jarak studio radio kampuku dengan kostku lumayan jauh. Kira-kira 500m lah.
Dalam perjalanan pulang aku merasa ada yang mengikutiku di belakangku. Tapi disaat aku menolehkan kepalaku kebelakang, aku tidak melihat apapun. Hatiku berdebar membayangkan hantu mengikutiku dan mengintaiku seperti yang ada di sinetron-sinetron kebanyakan. Aku mempercepat langkahku dan tiba2 seseorang menghadang jalanku dari depan. Laki-laki bertubuh besar. Aku tidak bisa melihat wajahnya secara jelas karena penerangan di jalan waktu itu tidak terlalu terang. Laki-laki itu mendekatiku perlahan. Aku ketakutan setengah mati. Aku berjalan mundur seiring dengan langkah kaki orang itu saat mendekatiku. Tapi dia dengan cepat menangkapku, dia menarik tanganku dengan kuat. Dia mengancam akan menyiksaku bila tidak memberinya uang dan barang-barang berharga yang aku punya. Sumpah waktu itu suasana sangat mencekam, dalam hati aku berdoa dan berharap semoga ada orang yang menolongku. Sementara aku gak bisa bergerak berada di dekapan laki-laki itu. Laki-laki itu mencengkeramku sangat kuat hingga sakitnya terasa menembus tulangku.
Aku menangis, memanggil nama Adit dalam hati.
Tiba-tiba seseorang menendang keras tubuh laki-laki itu dari samping hingga laki laki itu jatuh terpelanting dan aku hampir terbawa jatuh bersama laki-laki itu, tetapi tangan seseorang itu telah menangkapku dulu sehingga aku tidak sampai terjatuh. Laki-laki itu berdiri sempoyongan dan menghampiri seseorang yang telah menyelamatkanku tadi.. dia mengepelkan tangannya dan melayangkan tinju ke wajah orang yang telah menyelamatkanku. Hebatnya, dia bisa menghindar dari serangan laki-laki itu dan dia balik menyerang laki-laki itu dengan pukulan-pukulan yang sangat hebat. Kemudian orang yang telah menyelamatkanku tadi membawaku lari menghindar dari laki-laki yang tadi telah mengancamku. Karena penerangan yang kurang baik, aku masih belum bisa mengenali wajah orang yang membawaku pergi dari ancaman laki-laki tadi. Setelah jauh berlari menjauh dari laki-laki tadi akhirnya sampailah aku dan orang itu di pos satpam yang memiliki penerangan yang cukup baik, dan disitulah aku tahu siapa orang yang telah menyelamatkanku.
“Raka??” tanyaku Shock.
“kamu kenapa bisa jalan sendiri di tempat sepi gini sih??? Bahaya tau??” kata Raka melotot.
“Lhoh?? Kok marah sih?? Ini kan masih komplek kampus, jadi aku gak khawatir dong dengan keamanan disini. Lagian siapa yang ngira bakal ada kejadian yang kayak tadi?? Semua itu diluar dugaan.” Belaku.
“hassssh.. kamu tuh! Kenapa gak minta anter pulang temen sih?? Ato minta jemput gitu?? Ini udah jam 11 malem. Kamu itu cewek, jalan sendiri di tempat sepi dan gelap kayak gitu, emang kamu gak takut? Coba tadi aku telat sedikit... aku gak bisa bayangin hal apa yang bakal terjadi ma kamu.”
Aku hanya bisa dia menatapnya heran.
“kenapa diam???”
“Bawel banget yah kamu tuh??? Lagian ngapain kamu pake acara marah-marah gitu ke aku?? Kenal deket juga gak! Issssh....” Ucapku sinis lalu berlalu meninggalkannya.
“Hei!! Mau kemana kamu?” ujarnya sambil mengejarku.
Langkahku terhenti.
“Ya pulanglah... masak mau tidur disini??? Kenapa???” jawabku judes.
“Hsssshh... dasar gak tau terima kasih!” kata Raka sangat pelan. Tapi aku masih bisa mendengarnya.
“Apa??? Kamu bilang apa??? Gak tau terima kasih???”
Raka tampak kebingungan dan panik mendengar pertanyaanku.
“oke oke... THANKS!! Udah ngembaliin dompetku waktu itu dan udah nyelametin aku dari ancaman laki-laki tadi. Puas??” ujarku lalu berlalu pergi.
Lagi-lagi dia mengejarku dan menghentikan langkahku.
“hebat!” katanya.
Kukerutkan keningku. Aku gak mengerti dengan perkataannya.
“setelah kejadian tadi kamu masih berani jalan sendiri malem-malem gini??”
Aku diam saja.
“ikut aku! Aku anter kamu pulang.” Ujarnya menarik tanganku.
Dan malam itu dia membawaku ke tempat parkir gedung kuliah bersama yang tidak jauh dari lokasi itu. Dia mengambil motornya dan mengantarku pulang sampai di kost dengan selamat.
“makasih ya??” ucapku singkat setelah turun dari motor Raka.
Raka tersenyum.
“Makanya laen kali gak usah deh sok-sok jadi pemberani kayak gitu..”
“Hassssh... lagian kamu kok bisa sih ada di kampus malem-malem gini? Kebetulan sekali..” tanyaku padanya.
“iyah, kebetulan 1 minggu lagi ada turnamen basket. Jadi tadi aku iseng-iseng maen basket sendiri itung-itung latihan. Trus pas aku mau pulang, aku lihat ada bayangan-bayangan aneh dengan suara berisik di balik gedung HMJ Seni, waktu aku lihat ternyata kamu... kebetulan sekali bukan???”
Aku ingat sekarang. Lokasi kejadian tadi memang letaknya gak jauh dari lapangan basket. Hanya sela 2 gedung saja.
“Kamu pasti shock... lebih baik cepat masuk dan cepat tidur...” dia tersenyum manis sekali.
“gak usah kamu suruh aku juga udah tau apa yang harus aku lakukan.” Jawabku ketus lalu masuk dalam kost.
Awalnya hubunganku dengan Raka emang gak begitu baik. Aku selalu saja bersikap judes, jutek dan cuek padanya. Tapi meskipun begitu, dia seperti pantang menyerah untuk mendekatiku. Dia gak pernah absen untuk mengirimiku sms-sms gak penting. Sampai pada akhirnya masalah itu datang. Masalah yang terjadi antara aku dan Adit, cowokku.
Aku dan Adit telah lama pacaran, kurang lebih sudah hampir 7 tahun, sejak aku duduk di bangku SMP. Mungkin karena terlalu lama menjalin hubungan, rasa jenuh itu datang. Ditambah lagi dengan masalah Adit yang telah berubah sikapnya terhadapku. Semenjak dia masuk dapur rekaman dan mulai promo albumnya ke berbagai kota, dia mulai jarang memperhatikanku. Dia selalu sibuk dengan urusannya dan kita menjadi jarang sekali bisa menghabiskan waktu bersama. Sering terjadi perselisihan antara aku dan Adit. Aku yang membutuhkan dia dan dia yang tak pernah ada waktuuntukku. Dan aku mulai lelah dengan keadaan yang seperti itu.
Dalam keadaan seperti itulah Raka datang kepadaku. Dia rela meminjamkan bahunya untukku bersandar dan melepaskan semua rasa lelah yang kuhadapi. Dengan sabarnya dia mendengarkan semua ceritaku dari awal sampai akhir, meski menurutku ceritaku itu sangat panjang dan gak ada habisnya. Dia rela menjadi sapu tanganku untuk menghapus air mata yang keluar dari kedua pelupuk mataku. Dan hal-hal seperti itulah yang membuatku menjadi respect sama Raka. Dan sejak saat itulah hubungan kita semakin baik.
Semakin lama, hubunganku dengan Raka semakin dekat. Dia semakin sering datang ke jurusanku untuk mengunjungiku. Dia sering sekali datang ke kostku dengan membawa sekeranjang buah ataupun sekantong makanan ringan kesukaanku. Dan dia sering mengajakku untuk melakukan hal-hal seru yang sebelumnya belum pernah aku lakukan bersama Adit, seperti memancing, berjalan-jalan di kebun buah, mengayuh sepeda air di danau, dan masih banyak lagi. Aku dan Raka semakin sering menghabiskan waktu bersama.
Sementara Adit, dia semakin jarang memperhatikanku. Padahal dalam hati kecilku aku ingin sekali diperhatikan oleh adit seperti dulu lagi. Ingin sekali bisa menghabiskan waktu bersamanya seperti sebelum dia masuk kedalam dapur rekaman. Sebenarnya aku sangat merindukan masa-masa seperti dulu lagi.. Seperti tahun-tahun awal aku jadian ma Adit. Dia sangat begitu perhatian kepadaku, romantis, dan penuh dengan kejutan-kejutan yang membuatku semakin sayang padanya.
Sebenarnya aku tahu bukan maksud Adit untuk membiarkanku merasa sepi seperti ini. Aku tahu inilah impian Adit dari dulu, menjadi seorang pemain band yang sukses dan dikenal oleh banyak orang. Dan aku tahu, menjadi seorang yang dikenal dan banyak melakukan hal-hal yang menyita waktu seperti sekarang membuat Adit tidak mempunyai banyak waktu untukku. Jangankan untukku, untuk dirinya sendiri saja aku tahu dia harus pintar mengatur waktu. Rekaman, off air di berbagai stasiun radio di kota-kota besar, promo album di berbagai daerah, menjadi bintang tamu di berbagai acara talkshow, mengisi acara-acara musik yang telah menjamur di televisi-televisi swasta, dan banyak lagi yang lain. Dengan jadwal yang seperti itu bagaimana bisa dia beristirahat dengan tenang??
“jangan khawatir Kay.. meski aku sibuk seperti ini aku selalu mengingatmu. Percayalah hanya kamu satu-satunya yang ada di hatiku. Aku sayang sama kamu dan gak akan ada satupun yang bisa menggantikan posisimu dihatiku” begitulah kata-kata Adit yang aku ingat sampai sekarang saat dia akan pergi ke Ibu Kota. Dan sampai sekarang pun aku masih percaya kepadanya.
“Maafkan aku Kay karena kita gak bisa seperti dulu lagi. Tapi apa yang aku lakukan sekarang adalah untuk kebaikan kita nantinya, untuk masa depan kita berdua. Aku ingin sekali hidup bersama kamu selamanya.....” kata-kata itu selalu terngiang di telingaku.
Adit memang cowok yang baik. Aku akuin dia memang sangat setia dan tidak pernah membuatku kecewa sedikitpun. Sampai detik ini, belum pernah sekalipun dia membuatku menangis dan menyakiti hatiku gara-gara adanya cewek lain. Dia sabar dan sangat mengerti diriku. Tapi... dengan keadaan sekarang ini rasanya aku sangat lelah dengan semua ini.
Dan saat itu aku dan Raka sedang terjebak hujan lebat saat akan pulang kuliah, dan terpaksa aku dan Raka harus berteduh dulu di emperan toko kue. Sambil menunggu hujan reda itu, dia mulai bercerita tentang dirinya...
“Kay, sebenarnya aku juga udah punya cewek lagi... namanya Nessa. Baru 5 bulan, tapi rasanya aku udah gak tahan dengan sikapnya terhadapku.” Ujar Raka saat itu.
“Oh yah?? Kenapa dia???”
“Dia gak pernah mau mengerti tentang diriku. Dia selalu egois dan ingin selalu menang. Dia selalu curiga padaku dan selalu cemburu terhadap teman-temanku. Kamu tahu gak Kay? Bahkan dengan basket pun dia cemburu, apa-apaan coba?? Dia kan tahu aku ini atlet basket di kampus kita ini, tapi sekalipun dia gak pernah ngerti. Selama ini aku coba untuk sabar, tapi kalo seperti ini terus aku bisa gila dibuatnya. Mau aku putusin tapi aku gak tega... dia sangat sayang sama aku. Bahkan dia pernah bilang dia rela mati untukku. Hasssssh... gila!!”
“Oh ya?? Kalau begitu apa dia gak cemburu juga sama aku Ka??” tanyaku pada Raka.
“Dia gak tahu tentang kamu, jadi ya dia gak cemburu...” jawab Raka enteng. “Kamu sendiri, kapan mau putus sama Adit??”
“Apa??” aku kaget dengan pertanyaan Raka.
“Kamu kapan putus sama Adit??” Raka mengulangi pertanyaannya.
“Gila kamu Ka..” jawabku sambil tersenyum simpul.
“Kenapa?? Bukankah kamu sekarang lagi gak harmonis juga sama dia???”
“iya sih.. tapi aku sayang sama dia. Lagipula keadaan seperti ini pasti berubah kok....”
Lalu sesaat kita terdiam.
“Jadi... kamu gak mau mutusin Adit??” Raka mengulang pertanyaannya lagi
“Aku gak tahu....” jawabku singkat.
“Kalau begitu aku bakal nunggu...” ujar Raka sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok.
“Maksud kamu??” tanyaku gak ngerti.
“Aku suka sama kamu...” kata Raka tiba-tiba.
“Apa???” tanyaku kaget mendengar perkataan Raka.
“Emang kamu gak merasakan kalo hubungan kita itu spesial Kay...??” matanya menatap mataku.
Melihat dia menatapku seperti itu aku menjadi salah tingkah. Kupalingkan wajahku.
“Kenapa diam?? Aku sayang kamu Kay...”
“Kenapa bisa begitu?? Bukankah kamu punya Nessa, dan aku punya Adit??” jawabku sekaligu bertanya.
“Seberapa sayang kamu sama Adit?” tanya Raka.
“sebesar bumi mungkin...” jawabku asal.
“Kalau begitu ijinkan aku untuk menjadi orang yang kau sayangi yang bukan hanya sebesar bumi saja, tapi juga seluas langit, sedalam lautan, dan seindah pelangi.”
Aku kaget.
“Apa??” tanyaku melongo.
“Kita coba untuk menjalani hubungan yang lebih baik dari ini Kay.. aku sayang banget ma kamu.”
Dengan sejurus dia merengkuh tubuhku kedalam pelukannya. Dan itulah awal hubungan terlarang antara aku.. dan Raka...
Dan sekarang sudah saatnya untukku mengakhiri semuanya. Setelah aku banyak berpikir tentang hubunganku dengan Adit, dan hubunganku dengan Raka. Menjalani hubungan dengan Raka yang seperti ini aku merasa sudah sangat berdosa kepada Adit yang setia kepadaku. Aku sudah mengkhianati Adit, dan aku gak mau bila harus terus menyakiti Adit seperti ini. Selain itu, dengan menjalani hubungan yang seperti ini bersama Raka secara tidak langsung aku juga telah menyakiti Raka. Pasti dia sangat sakit saat melihat aku sedang bersama Adit. Dan tidak selamanya juga dia akan bisa terus menjadi yang kedua buatku. Aku sudah gak sanggup lagi menjalani dua cinta seperti ini.
Aku menyadari perbuatanku untuk menjalin cinta dengan Raka seperti ini sangat bodoh. Kenapa aku bisa seperti ini?? Mengecewakan Adit sementara dia gak pernah sekalipun mengecewakan aku. Aku telah mengkhianatinya sementara sekarang Adit sedang berjuang dengan kariernya untuk masa depannya bersamaku. Aku telah bersenang-senang dibelakangnya sementara sekarang dia sedang melawan kerasnya kehidupan Ibu kota demi aku. Aku sangat bersalah terhadap Adit. Juga terhadap Raka yang kusadari telah menjadi pelampiasan sesaatku. Dan juga terhadap Nessa.
“Kay....kenapa diam???” Panggilan Raka telah membuyarkan lamunanku tentang awal hubungan terlarang ini terjalin.
Kutatap wajah Raka yang tidak kupungkiri bahwa dia memang lumayan ganteng.
“Kamu tahu betapa aku sangat menyayangimu Kay... kenapa kamu bisa bilang untuk mengakhiri semua ini???” Raka menggenggam tanganku.
“karena semakin kita lanjutkan semua ini... semakin banyak hati yang akan terluka Ka... semakin kita lanjutkan semua ini semakin aku menyakitimu, semakin aku menyakiti Adit, semakin kamu menyakiti Nessa, semakin aku sakit...” Kutatap mata Raka. Mata yang penuh dengan kasih sayang yang dulu telah berhasil menggoyahkan kesetiaanku pada Adit.
“Kay... tapi...” Genggaman Raka semakin erat.
“Raka, apa kamu mau selamanya menjadi yang kedua buat aku????¬ Apa kamu mau selalu menjadi asuransi buatku??? Sedangkan rumahku adalah Adit???” Raka terdiam mendengar kalimat perumpamaan yang aku lontarkan.
“aku telah banyak berpikir Raka... sebaiknya mulai sekarang kamu cobalah untuk mengerti perasaan Nessa. Dia pasti akan sangat terluka jika mengetahui hubungan kita ini... kita tidak bisa selamanya seperti ini Raka..”
“aku gak bisa Kay... aku....”
“Udahlah Ka...aku udah gak bisa lagi menjalani semua ini...” kulepas genggaman tangan Raka perlahan.
“Kay...aku gak bisa tanpa kamu Kay. Aku gak mau kalo gak ada kamu disamping aku.. Aku rela kay bila selamanya aku jadi yang kedua buat kamu asalkan kamu terus ada disampingku... aku rela Kay.. Pliss jangan bilang untuk mengakhiri semua ini..aku gak bisa...”
“Raka... aku mohon mengertilah... aku gak bisa seperti ini terus... aku punya Adit, kamu punya Nessa, kita udah salah Raka seperti ini.. kita sudah membohongi semuanya.. kita udah menyakiti semuanya.”
Raka menatapku semakin tajam.
“Aku mohon mengertilah Raka. Kamu gak pernah tau apa yang aku rasakan saat aku tahu kamu sedang bersama Nessa, sakit Raka. Aku tahu kamu pasti juga merasakan persaaan yang sama jika melihatku bersama Adit. Maka dari itu lebih baik kita akhiri semua ini sebelum semuanya akan menjadi semakin rumit.” Kugenggam tangan Raka mencoba untuk meyakinkan. “Aku sayang sama Adit Raka.. aku gak sanggup tanpa dia. Aku gak mungkin ninggalin dia Raka... kamu juga tahu itu. Apa kamu akan bisa terus bertahan dengan sakit yang kamu rasakan saat melihatku bersama Adit???”
Raka hanya terdiam. Wajahnya muram. Kepalanya tertunduk kebawah.
“Nessa cewek yang baik Raka. Mulai sekarang cobalah untuk bersikap lebih baik padanya. Aku tahu kamu sayang sama dia.” Kulepaskan genggaman tanganku.
“Sampai disini aja Raka. Terimakasih atas semua yang udah kamu beri selama ini ke aku.. walaupun sebentar, tapi kebahagiaan yang kamu kasih ke aku gak bakal bisa aku lupain. Bagaimanapun juga kamu pernah ada di hati ini. Bagaimanapun juga kamu telah ada di saat aku membutuhkan kamu di saat aku lelah, sedih, bosan, senang... makasih Raka...” aku mencoba tersenyum padanya walaupun sulit.
Kepalanya terangkat menatapku. Sinar matanya memancarkan kesedihan. Melihatnya aku jadi gak tega untuk meninggalkannya.
“Selamat tinggal Raka” ujarku lalu pergi meninggalkan Cafe. Meninggalkan Raka. Meninggalkan semuanya yang telah terjadi antara aku dan Raka.

Minggu, 03 Juli 2011

detik2 menjelang ulang tahunnya.... :)

mencoba untuk flash back beberapa jam yang telah lalu....

22:30
aku sms pungky tapi gag ada balasan dan hp mati...
#dia lagi di rumah temannya

23:00
galau... bingung... khawatir dengan keberadaan pungky....
#waktu aku lewat depan rumah teman pungky aku gag lead ada motor pungky di situ
HP mati gag bisa di hubungi padahal beberapa menit lagi dia akan berulang tahun yang ke 23...
#mulai mikir yang aneh2... scared

bukannya ketawa2 untuk menyambut pertambahan usianya... aku malah nangis semalaman gara2 khawatir dengan keberadaannya,..
ngebayangin sesutu yang buruk terjadi padanya.... haassssshhh.....

23:17
muLai sms temen2 pungky menanyakan keberadaannya...

23:45
NIHIL

23:50
berkali2 mencoba menghubungi tapi hasilnya tetep aja sama....
nangis bombay...

00:00
hari ii tepat ulang tahunnya... tapi kok malah ngilang....
semakin galau....

00:11
report sms ke pungky akhirnya delivered...
pungky hpnya idup.... pungky is back...

00:12
aku telpon pungky dan bersayang2an..
mengucapkan selamat ulang tahun dan berdoa untuk yang terbaik buat dia....
dia merasa bersalah karena hpnya tadi mati...
#ternyata dia hpnya mati karena lowbat, mau sms aku pake hp temennya tapi ternyata hp temennya juga mati...

--->> kesimpulan:
1. aku terlalu lebay untuk mengkhawatirkan pungky...
2. kebanyakan lead sinetron jadi mikirnya ala2 sinetron...
3. terlalu cengeng..
4. pungky semakin sayang ma aku karena kejadian itu... karena aku udah mengkhawatirkan dia... hahahah :D
5. tulisanku ini penting gag sih?????? !##$%#^%%&#@!@@#$&(%$@


btw, selamaaaaattt ulaaaaang tahuuuuuuuuun sayaaaaaaaaaanggg...... :D