Rabu, 28 November 2012

bunga dan kupu-kupu #part1

KUPU-KUPU Aku belum pernah memandang dunia dengan cara seperti ini. Sebelumnya duniaku hanya sebesar pohon Akasia di sudut taman itu. Tempat di mana aku menggantung kehidupan kecilku pada daun-daun muda berwarna hijau tua, yang menjadi gambaran penuh akan arti sebuah “dunia” bagiku. Namun segala sesuatu berubah. Begitu juga denganku, saat kusadari ternyata bunga lebih manis dari yang terlihat. Dan saat kuketahui daun tidaklah seenak yang kuingat. Rasanya, setiap hal ber-revolusi menjadi perkembangan baru dalam hidupku. Entah kenapa.

BUNGA Aku belum pernah memandang dunia dengan cara seperti ini. Sebelumnya tak ada sedikit pun bagian diriku yang tahu di mana tepatnya posisiku. Di sebuah tempat gelap yang dingin, yang menjadi gambaran penuh akan arti sebuah “dunia” bagiku. Namun segala sesuatu berubah. Begitu juga denganku, saat kusadari hangatnya sinar mentari lebih menyenangkan dibanding mimpi-mimpi semuku. Dan saat kuketahui tetes air tak sebegitu mudah ditemukan seperti dalam khayalku. Rasanya, setiap hal ber-revolusi menjadi perkembangan baru dalam hidupku. Entah kenapa

>> bersambung..

Senin, 14 Mei 2012

masihkah rasamu untukku?

Masihkah Rasamu Untukku..
ketika aku mulai menjadi seorang yang lemah..
ketika raga dan jiwa mulai kalah dengan amarah..
ketika rindu yang memuncak namun tak pernah terpanah..
dan ketika aku mulai mencari seorang tanpa mengenal wajah..

Masihkah Rasamu Untukku..
ketika aku mulai lari dari hidup ini..
menjauh dan semakin jauh pergi..
menitikkan air mata yang menyakiti hati..
Masihkah Rasamu Untukku.. saat aku mulai menua..
ranum di wajah semakin menjadi buruk rupa..
bibir yang dulu indah semakin renta..

dan ketika raga ini telah bosan di tinggali nyawa..
Masihkah Rasamu Untukku.. saat itu telah tiba..

dan saat engkau dan aku ada dalam genggaman yang sama..
Masihkah Rasamu Untukku..?
karena cinta dan untuk cinta..
rasa itu akan selalu ada..

Jumat, 20 April 2012

Nyanyian hati

bergema nyanyian tanpa kata,
Sebuah lagu yg bernafas ϑȊ dlm benih hati..
ϓαƞԌ takkan bisa dicairkan oleh tinta ϑȊ atas lembar kulit...
Meneguk rasa kasih dan mengalirkan sayang...

Sabtu, 18 Februari 2012

sebuah kutipan...

Malam semakin larut dan akupun masih tetap terhanyut dalam pikiranku. Lagu kenangan itu... masih mengalun dengan indahnya tanpa henti dari laptop yang memang sudah menyala dari tadi pagi. Jalanan sudah mulai sepi, bahkan sudah tidak ada satupun orang yang melewati jalan depan rumahku ini. Kulihat jam di atas meja belajarku telah menunjukkan pukul 01.15, tak terasa sudah hampir dua jam aku duduk termenung di tepian jendela kamar ini.

Angin berhembus pelan menerpa wajahku yang masih basah oleh tetesan air mata yang entah mengapa terus keluar dari kedua mataku. Ku pejamkan mataku, dan kusandarkan kepalaku di pinggiran jendela yg dari tadi setia menjadi tempatku meluapkan segala kepenatan ini. Entah sudah berapa lembar tissue yang kuhabiskan untuk menyeka tetesan air mata yang keluar begitu saja dari kedua pelupuk mataku. Aku sudah tidak tahu kepada siapa aku membagi semua rasa ini. Kesedihan, kebimbangan, dan kehilangan.. semua bercampur menjadi satu.

Malam ini langit begitu cerah, bintang-bintang bertebaran menghiasi gelapnya langit malam, dan bulannya pun juga bulat sempurna. Pemandangan seperti ini membawa ingatanku kembali pada saat itu, dimana aku dan Raka duduk berdua beratapkan langit malam yg indah, seindah malam ini. Saat itulah, saat pertama kali ia menggenggam jemari tanganku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dia tersenyum, dan akupun tersenyum. Semua begitu indah. Namun aku sadar, kini semua itu hanyalah tinggal kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan.

Raka. Satu nama yang terukir dengan indah di hatiku. Dia selalu membuatku tertawa dengan tingkahnya yang selalu ceria. Di yang memberi warna hidupku dikala warna di hidupku hanya ada hitam dan putih. Sungguh tak pernah terbayangkan olehku akan kehilangan sosok seindah dia dengan cara seperti ini. Bisakah kalian bayangkan bagaimana rasanya harus berpisah dengan orang yang kalian sayangi meskipun perpisahan itu bukanlah atas kehendak kalian?? Tapi keadaan lah yang memaksa kalian untuk berpisah dan mengakhiri segalanya. Begitu sakit, begitu terluka.... itulah yang sekarang aku rasakan. Memang semua salahku, dan aku sadari itu. Jika saja waktu itu aku bisa tegas dalam mengambil keputusan, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi. Tapi penyesalan ini juga tidak akan pernah membuat Raka kembali kesisiku lagi......

(bersambung)