Sabtu, 18 Februari 2012

sebuah kutipan...

Malam semakin larut dan akupun masih tetap terhanyut dalam pikiranku. Lagu kenangan itu... masih mengalun dengan indahnya tanpa henti dari laptop yang memang sudah menyala dari tadi pagi. Jalanan sudah mulai sepi, bahkan sudah tidak ada satupun orang yang melewati jalan depan rumahku ini. Kulihat jam di atas meja belajarku telah menunjukkan pukul 01.15, tak terasa sudah hampir dua jam aku duduk termenung di tepian jendela kamar ini.

Angin berhembus pelan menerpa wajahku yang masih basah oleh tetesan air mata yang entah mengapa terus keluar dari kedua mataku. Ku pejamkan mataku, dan kusandarkan kepalaku di pinggiran jendela yg dari tadi setia menjadi tempatku meluapkan segala kepenatan ini. Entah sudah berapa lembar tissue yang kuhabiskan untuk menyeka tetesan air mata yang keluar begitu saja dari kedua pelupuk mataku. Aku sudah tidak tahu kepada siapa aku membagi semua rasa ini. Kesedihan, kebimbangan, dan kehilangan.. semua bercampur menjadi satu.

Malam ini langit begitu cerah, bintang-bintang bertebaran menghiasi gelapnya langit malam, dan bulannya pun juga bulat sempurna. Pemandangan seperti ini membawa ingatanku kembali pada saat itu, dimana aku dan Raka duduk berdua beratapkan langit malam yg indah, seindah malam ini. Saat itulah, saat pertama kali ia menggenggam jemari tanganku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dia tersenyum, dan akupun tersenyum. Semua begitu indah. Namun aku sadar, kini semua itu hanyalah tinggal kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan.

Raka. Satu nama yang terukir dengan indah di hatiku. Dia selalu membuatku tertawa dengan tingkahnya yang selalu ceria. Di yang memberi warna hidupku dikala warna di hidupku hanya ada hitam dan putih. Sungguh tak pernah terbayangkan olehku akan kehilangan sosok seindah dia dengan cara seperti ini. Bisakah kalian bayangkan bagaimana rasanya harus berpisah dengan orang yang kalian sayangi meskipun perpisahan itu bukanlah atas kehendak kalian?? Tapi keadaan lah yang memaksa kalian untuk berpisah dan mengakhiri segalanya. Begitu sakit, begitu terluka.... itulah yang sekarang aku rasakan. Memang semua salahku, dan aku sadari itu. Jika saja waktu itu aku bisa tegas dalam mengambil keputusan, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi. Tapi penyesalan ini juga tidak akan pernah membuat Raka kembali kesisiku lagi......

(bersambung)